0
Puisi Persahabatan : Sebuah Prosa
Untukmu sahabatku
Jutaan
nada ingin ku segera hempaskan, ribuan bait-baik sajak tak tahan lagi hendak ku
abadikan. Dalam untauan perlawanan tinta dan kertas yang menawan. Juga dalam
tertahannya rinduku hingga ku terbenam dalam angan, yang jelas pudar batin ini
tak berhaluan. Sesejuk embun, masih nanar terpotret dalam ingatan... indahnya
kebersamaan walau hanya duduk diam bersebelahan. Bergerak sudah waktu berputar
memecah bisingnya euforia, berlari telah kita jauh berpisah, makin berbeda
saja. Karena perpindahan kita hanya involusi, tak berarti lain selain mati. Tak
ayal kepercayaan pun berlalu pergi, “Uhibbuki fillaah” bahkan adalah kalimat
hampa tak berbunyi. Namun bagiku, pernah menjadi sahabatmu bukanlah hal yang ku
sesali... biarlah Dia yang menilai tulusnya hati yang nista ini... Aku titipkan
pada Roqib, setiap untaian salam dan do’a agar menjadi bukti : Karena Allaah
sajalah engkau aku cintai, yaa ukhti... Takkan tersaingi dan terganti, walau
sampai Izroil berhenti menanti. Semoga engkau menjadi muslimah yang dicemburui
para bidadari suci. Semoga engkau mampu mewarnai hati dan menyihir hari-hari
dengan keindahan tawakal yang tak terperi. Semoga aku –yang kau jauhi– masih sempat kau renungi di penghujung hari
tuamu nanti. Dimaafkanmu, adalah salah satu cita-cita tertinggi. Semoga kelak
kita dipersatukan Allaah bersama yang lain, orang-orang yang kita cintai, dan
mereka pun pada kita begitu, tulus dan murni, karna Illaahi Rabbi.
Posting Komentar