0
Pergantian Kurikulum Membawa Perubahan?
"Yah setidaknya pro-kontra akan terus terjadi seiring Menteri Pendidikan berganti (?)
Saling memaksakan pendapat dengan otoritas yang dimiliki, berhasil memecut para guru negeri lari pontang-panting, kalang-kabut dengan regulasi dan peraturan yang tak banyak berarti selain memberi ketakpastian pendidikan siswa siswi... Hmmmm berkerut dahi memikirkan kondisi dunia pendidikan kini..."
Saling memaksakan pendapat dengan otoritas yang dimiliki, berhasil memecut para guru negeri lari pontang-panting, kalang-kabut dengan regulasi dan peraturan yang tak banyak berarti selain memberi ketakpastian pendidikan siswa siswi... Hmmmm berkerut dahi memikirkan kondisi dunia pendidikan kini..."
Well mungkin itu sedikit latar belakang kami (Divisi an-Nisaa Kalam -Kajian Islam Mahasiswa- Universitas Pendidikan Indonesia) saat mengambil tema "Telaah Kurikulum 2013: Menggagas Solusi Alternatif Mewujudkan Generasi Cemerlang untuk Indonesia Gemilang" untuk acara tahunan kami Seminar Khairunnisaa' (SERUNI) yang ke-15, pada 3 Mei 2014 yang sudah lama jadi histori... :D
Acara itu alhamdulillaah berjalan sangat luar biasa rapi ditambah dengan pemaparan materi "panas" oleh bu Caria Ningsih (Dosen Prodi MIK FPIPS UPI, sekarang sedang menyelesaikan studi S3 di Korea), bu Lismaryani Bertin (Saat itu menjabat sbg wakasek kurikulum SMKN 13 Bandung dan sbg Tim Penyusun Nasional Model KTSP) dan tak luput bu Retno Sukmaningrum (Anggota DPP Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia) yang datang jauh dari Jogjakarta..
Sebelum acara dimulai, masih segar dalam ingatan saya decak kagum dan tepuk tangan bergemuruh atas penampilan kedua rekan seperjuangan, teh Listiyani dan Santika dalam membawakan apresiasi puisi tentang kegamangan kami akan potret pendidikan negeri,,, Berikut puisinya saya tuliskan,
------------------------------------------
Lihatlah, gadis berseragam putih abu meronta-ronta,
meminta pertanggungjawaban seraya mengelus-ngelus perutnya
Kembali susuri kota
Lihatlah, remaja berseragam putih biru tua
sedang bergandengan tangan mesra dengan bapak paruh baya
Siapa lagi mereka?
Pakaian mini, lipstik tebal, pipi merona
menjadi topeng yang dipakai anak bangsa
Sesak mata, jenuh telinga
kerap kumendengar berita
televisi dan surat kabar
tentang si gadis yang diakhiri hidupnya
karena sang pacar tak sudi menimang bayinya
Aah, gadis lain memilih mengakhiri darah dagingnya
Tak kuasa mengalir air mata
Tatkala kusaksikan si buah hati yang belum sempat ditiupkan nyawa
Dienyahkan ke toilet sekolah
Aah, aku tak mau berburuk sangka. Tapi, tapi rupanya aku tak bisa...
Aku tak bisa menutup mata dari realita
saat para remaja lebih bangga dengan pakaian mininya
saat para remaja lebih senang dengan dunia malamya
saat remaja lebih asyik menghabiskan uang orang tuanya
Inikah potret pendidikan negeri?
Pilu hati, saat aku kembali melihat mereka lebih bangga berkelahi
seraya membawa senjata batu dan belati
Moral kian parah, rapor pendidikan masih merah
Siapa yang salah atas generasi bangsa yang kian tak tentu arah?
Keluarga? Sekolah?
Ataukah negeri yang salah langkah?
Prestasi akademik yang diraih
ternyata hanya tertera pada tumpukan kertas putih
tapi tak ada pengaruh bagi anak bangsa ini
Prestasi akademik ditinggikan
tapi pendidikan agama dan akhlak tak diutakamakan
Pendidikan sebagai wadah lahirnya generasi emas
dikebiri oleh sistem pendidikan yang pragmatis
Sistem pendidikan yang berhasil menorehkan output pragmatis pula
kaya intelektual, miskin moral
Output pendidikan yang dikerdilkan jiwanya
dan terjebak di abad yang penuh euforia
Ah, tak seharusnya anak bangsa seperti ini
Mereka seharusnya jadi tonggak bangsa yang lantang menyerukan perubahan
Akankah ini terus begini?
Tidak...
Hal ini segera harus diselesaikan
Jika tidak, Masa deoan akan terkorbankan
Bangsa cemerlang hanya akan menjadi impian
Apa yang harus dilakukan?
Mungkinkah perubahan kurikulum menjadi jawaban
Namun, benarkah masalah tertuntaskan?
Akankah problema pendidikan terselesaikan?
------------------------------------------
Puisi ini didedikasikan oleh kakak tercinta teh Rismayanti Nurjannah.
Bagaimana, terasa kah betapa kami sangat ingin menemukan solusi yang tepat atas permasalah pendidikan negeri, atas solusi pemerintah yang hanya sebatas pergantian kurikulum? Sudah lebih dari 9 kali kurikulum pendidikan Indoseia berganti tanpa hasil berarti... Miris,,,
Bagi yang ingin mendapatkan materi acara tersebut, boleh hub saya pribadi lewat email ke atikalatifah@gmail.com
Posting Komentar